Semut Yang HematOleh: Kertanegara (Bobo No. 28/XXVIII)
Di zaman Mesir kuno, hiduplah seorang raja yang sangat terkenal keadilannya. Raja tersebut sangat mencintai rakyatnya. Bahkan raja tersebut dalam mencinta keluarganya tidak melebihi cintanya pada rakyatnya. Sehingga kalau ada anggota keluarganya yang bersalah tetaplah di hukum sebagaimana orang lain. Yang lebih istimewa lagi, raja ini juga penyayang binatang.
Karena cintanya pada binatang, suatu hari raja yang adil itu pergi berjalan-jalan menemui seekor semut. Si semut merasa senang dan bangga mendapat kunjungan dari raja.
“Bagaimana kabarmu, semut?” tanya sang Raja.
“Hamba baik-baik saja Baginda,” jawab semut gembira.
“Dari mana saja kau pergi?”
“Hamba sejak pagi pergi ke beberapa tempat tetapi belum juga mendapatkan makanan, Baginda.”
“Jadi sejak pagi kau belum makan?”
“Benar, baginda.”
Raja yang adil itu pun termenung sejenak. Kemudian berkata, “Hai, semut. Beberapa banyak makanan yang kau perlukan dalam setahun?”
“Hanya sepotong roti saja baginda,” jawab semut.
“Kalau begitu maukah kau kuberi sepotong roti untuk hidupmu setahun?”
“Hamba sangat senang, Baginda.”
“Kalau begitu, ayo engkau kubawa pulang ke istana,” ujar Raja, lalu membawa semut itu ke istananya. Semut sangat gembira karena mendapatkan anugerah makanan dari sang raja. Ia tidak susah-susah lagi mencari makanan dalam setahun. Dan tentu saja roti pemberian sang raja akan lebih manis dan enak.
“Sekarang engkau masuklah ke dalam tabung yang telah kuisi sepotong roti ini!” perintah sang raja.
“Terimakasih, Baginda. Hamba akan masuk.”
“Setahun yang akan datang tabung ini baru akan kubuka,” ujar sang raja lagi.
“Hamba sangat senang, Baginda.”
Tabung berisi roti dan semut itu pun segera ditutup rapat oleh sang raja. Tutup tabung itu terbuat dari bahan khusus, sehingga udara tetap masuk ke dalamnya. Tabung tersebut kemudian disimpan di ruang khusus di dalam istana.
Hari-hari berikutnya sang raja tetap memimpin rakyatnya. Berbagai urusan ia selesaikan secara bijaksana. Akhirnya setelah genap setahun, teringatlah sang raja akan janjinya pada semut.
Perlahan-lahan raja membuka tutup tabung berisi semut itu. Ketika tutup terbuka, si semut baru saja menikmati roti permberian raja setahun lalu.
“Bagaimana kabarmu, semut?” tanya sang raja ketika matanya melihat semut di dalam tabung.
“Keadaan hamba baik-baik saja, Baginda.”
“Tidak pernah sakit selama setahun di dalam tabung?”
“Tidak baginda. Keadaan hamba tetap sehat selama setahun.”
Kemudian sang raja termenung sejenak sambil melihat sisa roti milik semut di dalam tabung.
“Mengapa roti pemberianku yang hanya sepotong masih kau sisakan separuh?” tanya sang raja.
“Betul, Baginda.”
“Katanya dalam setahun kau hanya memerlukan sepotong roti. Mengapa tak kau habiskan?”
“Begini, Baginda. Roti itu memang hamba sisakan separuh. Sebab hamba khawatir jangan-jangan Baginda lupa membuka tutup tabung ini. Kalau Baginda lupa membukanya, tentu saja hamba masih dapat makan roti setahun lagi. Tapi untunglah Baginda tidak lupa. Hamba senang sekali.”
Sang raja sangat terkejut mendengar penjelasaan si semut yang tahu hidup hemat. Sang raja tersenyum kecil di dekat semut.
“Kau semut yang hebat. Kau dapat menghemat kebutuhanmu. Hal ini akan kusiarkan ke seluruh negeri agar rakyatku dapat mencotohmu. Kalau semut saja dapat menghemat kebutuhannya, mengapa manusia justru gemar hidup boros?”
“Sebaiknya Baginda jangan terlalu memuji hamba,” jawab si semut.
Semut itu akhirnya mendapat hadiah lagi dari raja. Sebagai tanda terimakasih karena telah mengajarinya hidup hemat.
Leave a Response »
Hukum Memakan Semut yang Tercampur di Makanan Selasa, Okt 23 2007
Tentang Semut pl4nk 2:11 am
Mayoritas ulama mengatakan bahwa hewan yang dilarang membunuhnya, maka dilarang juga mengkonsumsi atau memakannya. Seperti hadist yang melarang membunuh katak ditafsirkan bahwa itu juga mengindikasikan larangan memakannya, maka para ulama sepakat melarang makan katak.
Semut:
Dalam hadist riwayat Ibnu Abbas Rasulullah s.a.w. melarang membunuh empat jenis hewan melata, yaitu semut, lebah, burung hud-hud dan burung sejenis jalak. (h.r. Abu Dawud sahih sesuai syarat sahihain). Khatabi dan Baghawi menegaskan bahwa semut di sini bukan semua jenis semut, tapi semut Sulaimaniyah, yaitu semut besar yang tidak membahayakan dan tidak menyerang manusia. Adapun semut-semut kecil yang kadang termasuk wabah dan mengganggu serta menyerang manusia, maka boleh dibunuh. Imam Malik mengatakan makruh hukumnya membunuh semut yang tidak membahayakan. Namun meskipun boleh membunuh semut, tapi sebaiknya mebunuh semut dengan cara tidak membakarnya, karena ada hadist yang menegaskan bahwa yang berhak menyiksa dengan api adalah Tuhan api. (h.r. Abu Dawud dari Ibnu Mas’ud).
Bagaimana dengan semut yang kadang masuk di makanan kita? Dalam kitab Tuhfatul Muhtaj, Syah Minhaj (40/403) karangan Imam Zakariya al-Anshori dijelaskan bahwa apabila semut jatuh ke madu kemudian madu itu dimasak, maka boleh memakan semut tadi bersama madu, tetapi kalau jatuh di daging yang memungkinkan memisahkan bangkai semut tadi, maka tidak boleh memakannya dan harus dipisahkan dari daging yang dimasak. Sangat jelas, alasan diperbolehkan makan bangkai semut bersama makanan yang tercampur adalah karena sulit memisahkannya, sejauh bisa dipisahkan dan mungkin untuk mengeluarkannya dari makanan, maka harus dilakukan dan tidak boleh memakannya. Imam Ghozali dalam kitab Ihya Ulumuddin (1/438) juga menegaskan bahwa apabila semut atau lalat terjatuh ke dalam periuk makanan, maka tidak harus menumpahkan dan membuang semua makanan yang ada dalam periuk makanan tadi, karena yang dianggap menjijikkan adalah fisik bangkai semut atau lalat tadi, sejauh keduanya tidak mempunyai darah maka tidak najis, ini juga menunjukkan bahwa larangan makan keduanya karena dianggap menjijikkan.
Lebah
Kebanyakan ulama mengatakan hukum lebah sama dengan semut dengan landasan hadist di atas, yaitu larangan membunuhnya dan larangan memakannya. Namun para ulama menerangkan bahwa larangan membunuh lebah karena menghasilkan madu yang berguna bagi manusia. Meskipun demikian ada beberapa pendapat lemah yang mengatakan boleh memakan lebah karena disamakan dengan belalang dan begitu juga boleh membunuh lebah karena bisa menyengat, apalagi lebah yang membahayakan dan tidak memproduksi madu.
Lalat
Melihat keterangan di atas, sangat jelas bahwa lalat haram dikonsumsi meskipun bangkainya tidak najis karena tidak mempunyai darah. Saat ini banyak ilmu kesehatan menjelaskan bahwa lalat membawa penyakit, ini semakin memperkuat keharaman lalat. Hadist Bukhari yang mengatakan bahwa apabila ada lalat jatuh di makanan kita maka benamkanlah lalu buanglah, oleh para ulama dianggal tidak menunjukkan kehalalan lalat.
Jangkrik
Hewan dari jenis ini yang halal adalah belalang. Dalam satu hadist Rasulullah menegaskan, ada dua bangkai yang halal yaitu bangkai ikan dan bangkai belalang. Selain belalang, maka hukum memakannya dikembalikan kapada apakah hewan membahayakan atau menjijikkan, bila itu membahayakan dan menjijikkan, maka jelas diharamkan.
Sumber : http://www.pesantrenvirtual.com/
Leave a Response »
Bukti Ilmiah Sarang Semut Senin, Okt 22 2007
Tentang Semut pl4nk 9:26 am
Dalam uji in vitro, terbukti bahwa sarang semut ampuh mengatasi sel kanker. Yang membuktikan keampuhan itu adalah Qui Kim Tran dari University National of Hochiminch City dan koleganya seperti Yasuhiro Tezuka, Yuko Harimaya, dan Arjun Hari Banskota. Ketiga orang sejawat Qui itu bekerja di Toyama Medical and Pharmaceutical University.
Qui Kim Tran mengambil by ki nam-sebutan sarang semut di Vietnam-dari Tinh Bien, Provinsi Angiang dan Provinsi Lamdong. Tumbuhan berbobot 2-3 kg itu kemudian diekstrak dengan berbagai pelarut seperti air, methanol, dan campuran methanol-air. Mereka lantas menumbuhkan 3 sel kanker yang amat metastesis alias mudah menyebar ke bagian tubuh lain seperti kanker serviks, kanker paru, dan kanker usus. Masing-masing hasil ekstraksi itu lalu diberikan kepada setiap sel kanker. Hasilnya menakjubkan, sarang semut mempunyai aktivitas antiproliferasi. Dalam dunia kedokteran, proliferasi berarti pertumbuhan sel yang amat cepat dan abnormal. Kanker memang berarti pertumbuhan sel yang cepat dan tak terkendali. Antiproliferasi berarti menghambat proses perbanyakan sel itu.
Seperti dikutip Biology Pharmaceutical Bulletin, para peneliti tersebut menuturkan bahwa seluruh ekstrak sarang semut menekan proliferasi sel tumor manusia. Dalam uji itu terbukti tingkat efektivitas EC50 mencapai 9,97 mg/ml pada ekstrak methanol. Artinya hanya dengan dosis kecil, 9,97 mg/ml, ekstrak sarang semut mampu menekan 50% laju pertumbuhan sel kanker. Sedangkan EC50 pada ekstrak air 22,3 mg/ml; campuran methanol-air, 11,3 mg/ml. Riset itu seperti meneguhkan pengalaman empiris banyak orang yang sembuh dari kanker.
Di samping sarang semut juga mengandung tokoferol. Tokoferol mirip vitamin E yang berefek antioksidan efektif. Menurut Prof Dr Elin Yulinah Sukandar, guru besar Farmasi ITB, kandungan tokoferol itu cukup tinggi. Tokoferol berfungsi sebagai antioksidan dan antikanker. Ia menangkal serangan radikal bebas dengan cara antidegeneratif, katanya. Senyawa kaya vitamin E itu juga berfaedah sebagai antipenuaan. Bila kita mengkonsumsi banyak lemak dan radikal bebas, dengan adanya tokoferol akan mengatasinya, ujar ahli Ahmad Sulaeman PhD. Doktor ahli nutrisi alumnus University of Nebraska Lincoln itu mengungkapkan, peran vitamin E bagi kesehatan amat vital. Ia mencegah asam lemak tak jenuh, komponen sel membran dari oksidasi oleh radikal bebas.
Dalam segi keamanan konsumen, riset ilmiah yang telah dilakukan oleh Muhammad Ahkam Subroto, doktor alumnus University of New South Wales Sydney, Australia, telah menjamin keamanan dari herba ini. Riset itu membuktikan, konsumsi 3 kali 1 sendok makan sarang semut per hari masih sangat aman. Hasil riset tersebut medapati angka LD50 sarang semut amat tinggi sehingga keamanan konsumen terlindungi. Dimana kriteria obat yang bagus jika dosis efektif berjauhan dengan LD50. (Dari berbagai sumber, sumber utama: Buku “Gempur Penyakit dengan Sarang Semut” Penulis Dr. Ir. Ahkam Subroto, Hendro Saputro).
Sumber : http://www.deherba.com
Leave a Response »
Kandungan Sarang Semut Senin, Okt 22 2007
Tentang Semut pl4nk 8:53 am
Uji penapisan kimia dari tumbuhan sarang semut menunjukkan bahwa tumbuhan ini mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan flavonoid dan tanin. Hal ini sesuai dengan basil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti yang mempelajari golongan senyawa ini dalam kaitannya dengan sistem pertahanan diri tumbuhan sarang semut. Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang banyak merupakan pigmen tumbuhan. Saat ini lebih dari 6.000 senyawa yang berbeda masuk ke dalam golongan flavonoid. Flavonoid merupakan bagian penting dari diet manusia karena banyak manfaatnya bagi kesehatan. Fungsi kebanyakan flavonoid dalam tubuh manusia adalah sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, memiliki hubungan sinergis dengan vitamin C (meningkatkan efektivitas vitamin C), antiinflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotik.
Dalam banyak kasus, flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri atau virus. Fungsi flavonoid sebagai antivirus telah banyak dipublikasikan, termasuk untuk virus HIV (AIDS) dan virus herpes. Selain itu, flavonoid juga dilaporkan berperan dalam pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit lain seperti asma, katarak, diabetes, encok/rematik, migren, wasir, dan periodontitis (radang jaringan ikat penyangga akar gigi). Penelitian-penelitian mutakhir telah mengungkap fungsi-fungsi lain dari flavonoid, tidak saja untuk pencegahan, tetapi juga untuk pengobatan kanker.
Banyak mekanisme kerja dari flavonoid yang sudah terungkap, misalnya inaktivasi karsinogen, antiproliferasi, penghambatan siklus sel, induksi apoptosis dan diferensiasi, inhibisi angiogenesis, serta pembalikan resistensi multi-obat atau kombinasi dari mekanisme-mekanisme tersebut. Kemampuan sarang semut secara empiris untuk pengobatan berbagai jenis kanker atau tumor, TBC, dan encok/rematik diduga kuat berkaitan dengan kandungan flavonoid sarang semut.
Komposisi dan Kandungan Senyawa Aktif Tumbuhan Sarang Semut
No Parameter Satuan Nilai
1 Energi Kkal/ 100 g 350,52
2 Kadar air g/ 100 g 4,54
3 Kadar abu g/100 g 11,13
4 Kadar lemak g/ 100 g 2,64
5 Kadar protein g/100 g 2,75
6 Kadar karbohidrat g/100 g 78,94
7 Tokoferol mg/100 g 31,34
8 Total fenol g/100 g 0,25
9 Kalsium (Ca) g/100 g 0.37
10 Natrium (Na) mg/100 g 68,58
11 Kalium (K) g/100 g 3,61
12 Seng (Zn) mg/100 g 1,36
13 Besi (Fe) mg/100 g 29,24
14 Fosfor (P) g/100 g 0,99
15 Magnesium (Mg) g/100 g 1,50
Tanin merupakan astringen, polifenol tanaman berasa pahit yang dapat mengikat dan mengendapkan protein. Umumnya tanin digunakan untuk aplikasi di bidang pengobatan, misalnya untuk pengobatan diare, hemostatik (menghentikan pendarahan), dan wasir. Kemampuan sarang semut secara empiris untuk pengobatan ambeien (wasir) dan mimisan diduga kuat berkaitan dengan kandungan taninnya.
Seperti dalam Tabel di atas tumbuhan sarang semut kaya akan antioksidan tokoferol (vitamin E) sekitar 313 ppm dan beberapa mineral penting untuk tubuh seperti kalsium, natrium, kalium, seng, besi, fosfor, dan magnesium.
Analisis antioksidan dari ekstrak kasar tumbuhan sarang semut dengan menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) menunjukkan bahwa ekstrak tersebut memiliki aktivitas antioksidan sedang, yaitu diperoleh nilai IC50 sebesar 48,6 ppm. Sementara alfatokoferol yang merupakan antioksidan kuat dengan nilai IC50 diperoleh angka sebesar 5,1 ppm. IC50 merupakan konsentrasi dari antioksidan yang dapat meredam atau menghambat 50% radikal bebas. Semakin kecil nilai IC50 dari suatu antioksidan maka semakin kuat antioksidan tersebut. Alfa-tokoferol pada konsentrasi 12 ppm telah mampu meredam radikal bebas sebanyak 96% dan persentase inhibisi ini tetap konstan untuk konsentrasi-konsentrasi yang lebih tinggi dari 12 ppm. Hasil penelitian ini mempunyai makna bahwa alfa-tokoferol pada konsentrasi rendah pun telah memiliki aktivitas peredam radikal bebas hingga mendekati 100%.
Dalam sistem metabolisme tubuh, Kalsium berfungsi dalam kerja jantung, impuls saraf, dan pembekuan darah. Besi berfungsi dalam pembentukan hemoglobin, transpor oksigen, aktivator enzim. Fosfor berfungsi dalam penyerapan kalsium dan produksi energi. Natrium memiliki peranan dalam kesetimbangan elektrolit, volume cairan tubuh, dan impuls saraf. Kalium berfungsi dalam ritme jantung, impuls saraf, dan keseimbangan asam-basa. Seng memiliki fungsi dalam sintesis protein, fungsi seksual, penyimpanan insulin, metabolisme karbohidrat, dan penyembuhan luka. Sementara Magnesium memiliki peranan dalam fungsi tulang, hati, otot, transfer air intraseluler, keseimbangan basa, dan aktivitas neuromuskuler.
Fungsi-fungsi mineral tersebut dapat menjelaskan beberapa khasiat lain dari sarang semut, misalnya khasiatnya dalam membantu mengatasi berbagai macam penyakit/gangguan jantung, melancarkan haid dan mengobati keputihan, melancarkan peredaran darah, mengobati migren (sakit kepala sebelah), gangguan fungsi ginjal dan prostat, memulihkan kesegaran dan stamina tubuh, serta memulihkan gairah seksual.
Hasil analisis penghambatan aktivitas enzim xanthine oxidase &eh ekstrak tumbuhan sarang semut menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan sarang semut dapat menghambat aktivitas enzim xanthine oxidase dengan aktivitas yang setara dengan allopurinol, obat komersial yang digunakan untuk pengobatan asam urat atau gout, salah satu jenis penyakit rematik. Diduga senyawa inhibitor xanthine oxidase yang bertanggung jawab dalam mekanisme ini adalah senyawa dari golongan flavonoid. Fenomena ini yang kemungkinan dapat memperkuat khasiat tumbuhan sarang semut untuk pengobatan rematik yang telah terbukti secara empiris. (Sumber: Buku “Gempur Penyakit dengan Sarang Semut” Penulis Dr. Ir. Ahkam Subroto, Hendro Saputro).
Sumber : http://www.deherba.com/
One Response »
Khasiat Sarang Semut Senin, Okt 22 2007
Tentang Semut pl4nk 8:46 am
Penyakit yang Bisa Disembuhkan
Secara empiris rebusan bubuk tumbuhan sarang semut atau kapsulnya telah terbukti dapat meyembuhkan beragam penyakit ringan dan berat, seperti kanker dan tumor, asam urat, jantung koroner, wasir, TBC, migren, rematik dan leukemia. Mengenai mekanisme kerja kandungan senyawa aktif sarang semut dalam mengobati berbagai penyakit tersebut memang masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Beberapa penyakit yang bisa disembuhkan dan kemungkinan senyawa aktif yang berperan menaklukkan penyakit tersebut dijelaskan sebagai berikut.
A. BERBAGAI PENYAKIT
Adapun beberapa penyakit yang bisa diobati dengan rang semut sebagai berikut.
1. Kanker dan tumor
Jenis-jenis kanker dan tumor, baik jinak maupun ganas, yang dapat disembuhkan dengan sarang semut adalah kanker otak, kanker hidung, kanker payudara, kanker lever, kanker paru-paru, kanker usus, kanker rahim, kanker kulit, kanker prostat, serta kanker darah (leukemia), kecuali kanker tenggorokan dan rongga mulut.
Kemampuan sarang semut secara empiris untuk pengobatan berbagai jenis kanker/tumor tersebut diduga kuat berkaitan dengan kandungan flavonoidnya. Ada beberapa mekanisme kerja dari flavonoid dalam melawan tumor/kanker, misalnya inaktivasi karsinogen, antiproliferasi, penghambatan siklus sel, induksi apoptosis dan diferensiasi, inhibisi angiogenesis, dan pembalikan resistensi multi-obat atau kombinasi dari mekanisme-mekanisme tersebut.
2. Gangguan jantung, terutama jantung koroner
Hingga kini mekanismenya memang belum jelas, tetapi kemampuan sarang semut untuk pengobatan berbagai macam penyakit/gangguan jantung ada kaitannya dengan kandungan multi-mineral sarang semut, terutama kalsium dan kalium.
3. Stroke ringan maupun berat
Pengobatan stroke kemungkinan sangat berkaitan dengan kandungan multi-mineral yang terkandung dalam sarang semut.
4. Ambeien (wasir), baru maupun lama
Kemampuan sarang semut untuk pengobatan ambeien (wasir) berkaitan dengan kandungan flavonoid dan taninnya yang tinggi. Kedua golongan senyawa ini dalam beberapa penelitian memang sudah terbukti dapat mengobati wasir.
5. Benjolan-benjolan dalam payudara bagi wanita (tanpa perlu diangkat melalui operasi)
Yang dimaksud dengan benjolan-benjolan pada payudara adalah pembengkakan bukan tumor (non-neoplasma). Diduga kuat mekanisme penyembuhannya serupa dengan kasus tumor dan kanker, yaitu dengan mengandalkan kemampuan kandungan flavonoid yang terkandung dalam sarang semut.
6. Gangguan fungsi ginjal dan prostat
Mekanisme pengobatan gangguan fungsi ginjal dan prostat kemungkinan ada kaitannya dengan kandungan antioksidan (flavonoid dan tokoferol) serta multi-mineral yang ada dalam jamu sarang semut.
7. Haid dan keputihan
Proses pengobatan untuk keputihan dan melancarkan haid ada kaitannya dengan kandungan flavonoid, tanin, dan multi-mineralnya, terutama kalsium dan seng.
8. Melancarkan peredaran darah
Kandungan antioksidan yang tinggi (tokoferol dan flavonoid) dan multi-mineral yang terkandung dalam sarang memiliki peranan penting dalam melancarkan peredaran darah.
9. Migren (sakit kepala sebelah)
Untuk pengobatan migren berkaitan dengan fungsi kandungan flavonoid dan multi-mineral dalam sarang semut, khususnya kalsium, natrium, dan magnesium.
10. Penyakit paru-paru (TBC)
Pengobatan TBC terkait dengan peranan flavonoid yang terkandung dalam sarang semut yang berfungsi sebagai antibakteri.
11. Rematik (encok)
Ini terkait dengan kemampuan flavonoid sebagai inhibitor enzim xanthine oxidase dan antioksidan serta tokoferol sebagai antioksidan dan multi-mineral yang terkandung dalam sarang semut.
12. Gangguan alergi hidung, mimisan, bersin-bersin pada pagi hari atau pada perubahan cuaca
Senyawa-senyawa yang bertanggung jawab terhadap gangguan ini adalah antioksidan (tokoferol dan flavonoid) dan tanin.
13. Sakit maag
Seperti halnya TBC, yang berperan dalam pengobatan maag adalah flavonoid yang terkandung dalam sarang semut sebagai antibakteri.
14. Penyakit lain
Beberapa penyakit lain yang juga bisa diobati dengan sarang semut antara lain pegal-pegal, nyeri otot, sakit tulang, dan asam urat.
B. KEGUNAAN LAIN
Selain telah terbukti secara empiris dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti tersebut di atas, rebusan bubuk tumbuhan sarang semut atau kapsul ekstrak airnya telah terbukti pula dapat digunakan sebagai berikut.
1. Melancarkan dan meningkatkan air susu ibu (ASI), mempercepat proses pemulihan kesehatan ibu setelah melahirkan, dan memulihkan kewanitaan (sari rapet)
Kandungan multi-mineral dari tumbuhan sarang semut diduga memiliki peranan yang penting dalam melancarkan dan meningkatkan produksi ASI.
2. Memulihkan gairah seksual bagi pria maupun wanita, meningkatkan keperkasaan/kejantanan pria
Kandungan antioksidan yang tinggi (tokoferol dan flavonoid) dan multi-mineral dari tumbuhan sarang semut diduga memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan gairah seksual ini.
3. Memulihkan kesegaran dan stamina tubuh sepanjang hari
Kandungan antioksidan yang tinggi (tokoferol dan flavonoid) dan multi-mineral dais tumbuhan sarang semut diduga memiliki peranan yang penting dalam memulihkan kesegaran dan stamina tubuh. (Sumber: Buku “Gempur Penyakit dengan Sarang Semut” Penulis Dr. Ir. Ahkam Subroto, Hendro Saputro)
Sumber : http://www.deherba.com/
Leave a Response »
Semut telah ada sejak 140-168 juta tahun lalu Senin, Okt 22 2007
Tentang Semut pl4nk 8:27 am
Keberadaan semut ternyata lebih lama dari yang sebelumnya diduga. Mereka telah ada sejak 140-168 juta tahun yang lalu. Serangga yang mulai bervariasi sejak 100 juta tahun lalu bersama dengan tumbuhan berbunga ini, kini ditemukan hampir di semua ekosistem di muka bumi ini.
Demikian hasil penelitian baru dari Harvard University yang diterbitkan dalam Jurnal Science.
“Studi ini menyatukan sejumlah catatan fosil dan data molekuler untuk menduga evolusi radiasi semut yang telah ada jauh sebelum dugaan kita,” kata Chuck Lydeard, Direktur Program Divisi Biologi Lingkungan Hidup NSF (National Science Foundation) yang mendanai penelitian.
Dengan dipimpin oleh Corriee S. Moreau dan Naomi E. Pierce, para peneliti ini merekonstruksi kembali silsilah keluarga semut menggunakan urutan DNA enam gen dari 139 genus meliputi 19 dari 20 sub-famili yang ada di seluruh dunia.
“Semut adalah makhluk dominan di hampir semua ekosistem. Dan akhirnya kami mengetahui sejarah evolusi mereka: kelompok utama semut, bagaimana mereka saling terkait, dan kapan serta bagaimana mereka berkembang,” kata Moreau, alumnus Departeman Organisme dan Evolusi Biologi Harvard University. “Pekerjaan ini memberi gambaran nyata bagaimana keluar-biasaan yang dominan dalam lingkup ekologi dan berhasil dalam lingkup evolusi kelompok serangga berawal dan bervariasi.”
Moreau, Pierce dan rekan-rekannya menggunakan “jam molekul” untuk menghitung tanggal evolusi dari 43 fosil semua silsilah keluarga semut. Mereka menyimpulkan bahwa semut yang ada saat ini, muncul sekitar 140-168 juta tahun yang lalu, lebih lama 40 juta tahun ketimbang yang selama ini dipercayai.
“Hasil penelitian kami mendukung hipotesa bahwa semut dapat mengambil keuntungan dari lingkungan sekitar yang disediakan oleh tumbuhan berbunga dan serangga herbivora yang juga berkembang bersama mereka,” kata Pierce. Serangga herbivora yang berkembang bersama tumbuhan berbunga menyediakan makanan bagi semut.
Para peneliti menemukan Leptanillinae, sub-famili yang sangat jarang diketahui merupakan semut tertua, diikuti oleh dua kelompok besar poneroid (semut pemburu) dan formicoid (lebih dikenal sebagai semut yang hidup di trotoar/jalan dan semut kayu).
Informasi selengkapnya dapat dilihat dari National Science Foundation.
Sumber : Berita Bumi
Leave a Response »
Ratu Semut Tidak Ingin Ada Telur dari Semut Lain Senin, Okt 22 2007
Tentang Semut pl4nk 7:26 am
Semut barangkali termasuk hewan yang kehidupan sosialnya tinggi. Namun dalam hal reproduksi, ratu semut biasanya akan memastikan dialah satu-satunya ibu dalam koloni. Pertanyaannya adalah bagaimanakah sang ratu memaksakan haknya itu?
Guna menjawab teka-teki itu, sekelompok peneliti Eropa mempelajari perilaku semut tukang kayu (disebut begitu karena suka melubangi kayu) atau Camponotus floridanus, sejenis semut yang hidup dalam koloni besar.
Mereka menemukan bahwa ratu semut memiliki kebiasaan untuk melapisi telur-telurnya dengan bahan kimia yang disebut pheromone. Senyawa kimia ini mencegah semut-semut pekerja untuk bertelur.
Juergen Liebig dan rekan-rekannya dari Universitas Wuerzburg, Jerman, sebelumnya melakukan percobaan dengan membuat sebuah koloni semut. Dalam koloni tersebut mereka hanya meletakkan semut pekerja, tanpa ratu, ditambah berbagai larva, telur dan kepompong semut.
Nah, dalam koloni yang tidak memiliki telur-telur dari ratu, semut pekerja akan mulai bertelur. Namun bila telur ratu dimasukkan ke koloni tersebut, maka semut pekerja akan berhenti bertelur, bahkan memusnahkan telur-telur mereka sendiri.
Perilaku itu tentu saja mengherankan para ilmuwan sehingga mereka mencoba mencari tahu sebabnya. Akhirnya ditemukan bahwa telur ratu mengandung campuran hidrokarbon khusus, yang baunya mirip dengan tubuh ratu.
Lapisan khusus itu ternyata membuat semut pekerja ’menghormati’ telur seperti halnya mereka tunduk pada ratu. Buktinya, setelah telur-telur semut pekerja juga diberi lapisan serupa oleh para ilmuwan, telur-telur itu tidak mereka musnahkan. (AP/wsn )
Dikutip dari KOMPAS Kamis, 04 Maret 2004, 15:50 WIB
Leave a Response »
Sekilas Sarang Semut Senin, Okt 22 2007
Tentang Semut pl4nk 7:26 am
Sarang Semut merupakan tanaman obat asal Papua yang sangat berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit secara alami dan aman. Secara turun-temurun sebetulnya Sarang Semut telah digunakan sebagai tumbuhan obat oleh masyarakat pedalaman bagian barat Wamena, Papua, seperti suku-suku di Bogondini dan Tolikara.
Ahli gizi Dr Mien Karmini yang sempat eksplorasi di Papua pada 1995 menemukan, Sarang Semut sebagai campuran bubur dan minuman sehari-hari. “Sarang Semut dipercaya meningkatkan imunitas tubuh dan memberikan energi”, kata Mien. Zat-zat aktif seperti antioksidan, polifenol, dan glikosida yang terkandung dalam Sarang Semut mampu mengontrol beragam penyakit maut. Jenis masing-masing zat aktif itu memang masih terus diteliti dengan metode elusidasi struktur.
Benarkah antioksidan, flavonoida, glikosida, dan polifenol mampu menyembuhkan beragam penyakit? Menurut Dr Subagus Wahyuono Apt MSc dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, glikosida berfungsi sebagai imuno stimulan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. “Antioksidan itu melindungi sel-sel tubuh agar dapat menjalankan pekerjaan dengan baik. Kalau sel bekerja dengan baik, penyakit yang mengganggu fungsi sel seperti kanker dapat dicegah,” ujar Dr Mangestuti Agil Apt MS, dosen Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya. Meski demikian ia mengatakan, “Mengenai kandungannya itu saya belum tahu apakah bisa mengobati beragam penyakit, karena polifenol banyak jenisnya.”
Menurut entomolog (ahli serangga), Dr Wijaya, Sarang Semut mengandung senyawa antioksidan, vitamin, dan mineral. “Pada semut, antioksidan berperan dalam pembentukan koloni, menjaga tempat telur jauh dari kuman penyakit, sama seperti pada lebah madu,” ujar Wijaya. Selain itu sarang semut juga mengandung asam formiat. Hal senada diungkapkan oleh Dr Rosichon Ubaidillah, ahli semut Puslitbang Biologi LIPI. Rosichon yang kerap keluar-masuk hutan Wamena mengatakan, yang berkhasiat mungkin saliva alias kelenjar liur semut, tanaman, dan mikroba yang berasosiasi dengan semut. “Yang jelas semut mengandung asam formiat atau asam semut,” ujar ahli serangga itu.
Ahli pengobatan cina, Prof Muhammad Yusuf beberapa kali mendengar dan melihat tumbuhan Sarang Semut, mengatakan sejak 3.000 tahun silam di Cina Sarang Semut dan semut dimanfaatkan sebagai obat. “Semut dan Sarang Semut memperbaiki fungsi ginjal. Ginjal mempengaruhi banyak fungsi tubuh,” katanya. Willian Aditeja, ahli pengobatan cina lainnya, mengungkapkan, semut berfungsi menghentikan nyeri, mengatasi rematik, dan melancarkan pembuluh darah.
Sarang Semut Tanaman Nonendemik
Sarang Semut kini menjadi obat baru untuk mengatasi beragam penyakit maut. Itu tak hanya di Wamena, Jayapura, atau kota-kota lain di tanah Papua.
Para produsen memperoleh Sarang Semut dengan berburu di hutan-hutan Papua. Sebetulnya, Sarang Semut tak hanya terdapat di Papua. Di pulau terbesar itu keragaman Sarang Semut memang tinggi, 10 varietas terdapat di sana.Selain Myrmecodia pendans, di sana juga terdapat M jobiensis, M erinacea, dan M alata. Sebaran Myrmecodia tuberosa ada di Ambon, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, dan Kalimantan.
Budidaya Sarang Semut
Menurut Heny JD Latupapua, peneliti Kebun Biologi Wamena, Sarang Semut memungkinkan untuk dibudidayakan. Sebab, tumbuhan itu berbunga, berbuah, dan berbiji. Itu juga dikemukakan Dr Tukirin Partomiharjo dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi. Doktor ahli epifit dan entomologi alumnus Kagoshima University itu adalah kurator tanaman anggota famili Rubiaceae yang juga kerap mengeksplorasi Sarang Semut.
Di Australia Sarang Semut juga dikembangkan dengan teknologi kultur jaringan.Pengembangbiakan massal melalui kultur jaringan tak mempengaruhi kandungan senyawa aktif sebuah tanaman. Syaratnya dalam budidaya harus dikondisikan (suhu, iklim, intensitas cahaya,nutrisi) seperti habitat aslinya. Dengan pengembangan itu perburuan Sarang Semut di hutan dapat dibatasi.
Dapat diprediksi, ketika popularitasnya melambung, kian banyak orang memburu Sarang Semut. Padahal, selama ini para produsen menyandarkan kontinuitas produksi dari kemurahan alam. Bagi konsumen juga mesti hati-hati lantaran Sarang Semut mudah dipalsukan, bentuknya mirip serbuk kayu biasa berwarna cokelat kehitaman. Sikap itu perlu lantaran peluang Sarang Semut sebagai obat amat besar.
“Dengan adanya bukti empiris ini Sarang Semut merupakan sumber baru obat. Banyak senyawa baru yang belum diketahui (jenisnya) dengan aktivitas tinggi,” ujar Dr Muhammad Ahkam Subroto. Oleh karena itu banyak orang yang mendambakan sehat memilih Sarang Semut sebagai jalan pengobatan. (Dari berbagai sumber, sumber utama: Buku “Gempur Penyakit dengan Sarang Semut” Penulis Dr. Ir. Ahkam Subroto, Hendro Saputro)
Dikutip dari http://www.deherba.com/
Leave a Response »
Bagaimana Semut Mengingat Jalan Pulang? Senin, Okt 22 2007
Tentang Semut pl4nk 7:21 am
Berbagai jenis serangga sering terlihat berjalan mondar-mandir dari sarang menuju sumber makanan mereka. Nah, bila jalur menuju makanan hampir serupa dengan jalur lain, bagaimanakah mereka bisa tetap mencapai tujuannya?
Tiap serangga memiliki cara untuk mengatasi masalah ini. Lebah menggunakan matahari sebagai penunjuk arah. Namun semut menggunakan tanda-tanda yang terlihat dan menyerahkan kepada perutnya ke mana mereka harus pergi, demikian ditemukan dalam sebuah studi.
Pada sebuah percobaan, semut kayu dilatih untuk berjalan lurus menyusuri tembok hitam untuk mendapatkan gula yang ada di ujung tembok. Dalam hal ini, semut-semut belajar bahwa ketika mereka berjalan menuju gula, tembok ada di sebelah kiri. Dan ketika pulang, tembok ada di sebelah kanan. Jarak dari sarang menuju gula sekitar satu meter.
Kemudian semut-semut yang terlatih ini ditaruh di tengah jalan di sekitar tembok, dan para peneliti mengamati jalan mana yang akan dilalui semut. Dalam pengujian ini beberapa semut telah diberi makan sedangkan yang lain belum.
Semut-semut yang sudah makan ternyata tidak menginginkan gula sehingga mereka berjalan pulang dengan menempatkan dinding hitam di sisi kanan mereka. Sementara semut-semut yang lapar berjalan menuju gula dengan menempatkan dinding di sisi kiri mereka.
Bahkan ketika dinding diputar, semut-semut tidak kebingungan mencari jalan. Hal ini menunjukkan bahwa arah kompas tidak mempengaruhi keputusan mereka dalam memilih jalan.
Sebagai variasi pada percobaan tersebut, para peneliti menempatkan semut-semut yang telah terlatih di antara dua dinding hitam, satu di sisi kiri dan satu lagi di sisi kanan. Pada kasus ini, semut-semut yang belum diberi makan tetap berjalan dengan dinding di sisi kanan mereka ketika mereka mencari makan, dan berjalan mendekati sisi sebelah kiri ketika tidak mencari makan.
Penjelasan detil tentang bagaimana serangga sosial seperti semut dan lebah bisa membedakan memori-memori yang kompleks dimuat dalam jurnal Nature 17 November.
“Ini menunjukkan bahwa memiliki kemampuan menyimpan banyak memori tidak terlalu berguna kecuali jika Anda juga memiliki mekanisme untuk membuka kembali memori yang sama ketika membutuhkannya,” kata Rob Harris, seorang peneliti dari Universitas Sussex Inggris yang terlibat dalam studi ini.